Kamis, 17 Desember 2015

PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA CABE

SYARAT TUMBUH:

 Cabe dapat ditanam didataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian kurang lebih 20-1000 m dpl. Tanah yang baik untuk tanaman cabai adalah berstruktur remah atau gembur, subur, serta banyak mengandung bahan organik, pH tanah antara 6 – 7, kandungan air tanah juga perlu diperhatikan, ketinggian air tanah sekitar 3 m.

Budidaya tanaman cabai pada lahan sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan di lahan tegalan ditanam pada musim hujan.

PERSEMAIAN:

Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan. Tempat persemaian berupa bedengan berukuran lebar 1 - 1,2 m, diberi naungan atap plastik transparan. Atap plastik berbentuk miring dan menghadap ke timur.

Media persemaian terdiri dari campuran tanah halus dan pupuk kandang steril (1:1). Sebelum disemai bibit direndam dalam air hangat (50 oC) atau larutan Previcur N (1 cc) selama 1 jam, yang berguna untuk mempercepat perkecambahan dan menghilangkan hama/penyakit yang terbawa benih. Benih disebar rata pada bedengan dan ditutupi tipis tanah halus, lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah. Setelah benih berkecambah (selama 7-8 hari), tutup daun pisang atau karung dibuka. Setelah bibit membentuk 2 helai daun (12-14 hari), bibit dipindahkan ke dalam bumbungan, dengan media yang sama (campuran tanah dan pupuk kandang). Pembumbungan dapat mengurangi kerusakan akar ketika dipindahkan ke lapangan.

Sebaiknya dilakukan Inokulasi cendawan mikoriza, sebanyak 10 gr/pohon. Inokulasi ini sangat bermanfaat, karena dapat mempercepat laju pertumbuhan dan kesehatan tanaman di persemaian, juga dapat meningkatkan daya hidup dan pertumbuhan tanaman di lapangan. Penyiraman dilakukan secukupnya dan dilakukan secara hati-hati, tidak terlalu basah dan tidak kering.

Penyiangan persemaian dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh. Bibit yang tampaknya terserang hama atau penyakit, segera dibuang dan dimusnahkan. Sebelum dipindah ke lapangan, dilakukan penguatan bibit dengan cara membuka atap persemaian agar bibit langsung kena sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama satu mainggu. Bibit siap ditanam setelah berumur satu bulan dalam bumbungan. Bibit tersebut sudah membentuk sekita 5-6 helai daun, dan tingginya sekitar 8-10 cm.

PENANAMAN:

 Pemilihan waktu tanam yang tepat perlu dilakukan, karena berhubungan dengan ketersediaan air, curah hujan, suhu, dan gangguan hama/penyakit. Sebaiknya cabai ditanam pada bulan agak kering, tetapi air tanah masih cukup tersedia. Waktu tanam juga tergantung jenis lahan, pada lahan kering sebaiknya ditanam pada awal musim hujan, sedangkan pada lahan sawah sebaiknya pada akhir musim hujan.

Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan. Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah.
• Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek).
• Dipasang mulsa plastik hitam perak dan dibuat lubang tanam.
• Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari

 PENGAPURAN

Kemasaman (pH) tanah sangat berpengaruh terhadap ketersediaan hara bagi tanaman. Pada pH netral (6,5-7,5), unsur-unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukup banyak (optimal). Sedangkanp pada kondisi tanah masam, ketersediaan hara P, K, Ca, S, Mg, dan Mo menurun dengan cepat. Pada kondisi tanah basa, ketersediaan hara N, Fe, Mn, Bo, Cu, dan Zn relatif sedikit. Pada tanah masam (pH < 5,5) perlu dilakukan pengapuran dengan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 1-2 ton/ha.

Pengapuran dilakukan sekitar 4 minggu sebelum tanam, kapur disebar secara merata pada permukaan tanah kemudian diaduk dengan tanah. Pada tanah masam disarankan tidak menggunakan terlalu banyak pupuk yang bersifat asam seperti ZA dan Urea. Pupuk N paling baik untuk tanah masam adalah Calcium Amonium Nitrat (CAN).

PEMUPUKAN

Penggunaan pupuk dasar untuk penanaman cabai pada lahan kering di dataran tinggi/medium (jenis Andosol/Latosol) adalah pupuk kandang kuda (20 ton/ha) atau pupuk kandang ayam (15 ton/ha) dan pupuk SP-36 (300 kg/ha), diberikan pada satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan adalah pupuk urea (300 kg/ha), ZA (400kg/ha) dan KCl (250 kg/ha), diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam masing-masing 1/3 dosis. Pemupukan dilakukan dengan cara disebarkan disekitar lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah.

 PENGAIRAN

Tanaman cabai termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. Air diperlukan dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan atau kurang. Kelembaban tanah yang ideal 65-85% kapasitas lapang. Masa kritis yaitu saat pertumbuhan vegetatif cepat, pembungaan dan pembuahan.

Jumlah kebutuhan air per tanaman selama pertumbuhan vegetatif sekitar 200-250 ml tiap 2 hari, dan meningkat menjadi 400 ml tiap 2 hari pada masa pembungaan dan pembuahan Sistem irigasi tetes pada lahan kering merupakan cara yang lebih baik, karena dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan hasil cabai. Cara pengairan lain adalah sistem digenang (leb) selama 15-30 menit, kemudian airnya dikeluarkan dari petakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar